Pelindo IV Benahi Pelabuhan di Indonesia Timur
MAKASSAR, KOMPAS.com -- PT Pelindo IV menyiapkan investasi
Rp 500 miliar untuk membenahi 10 pelabuhan di wilayah Indonesia timur tahun
ini. Sebanyak Rp 150 miliar di antaranya dialokasikan untuk meningkatkan
kapasitas terminal bongkar muat di Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan.
Sekretaris Perusahaan PT Pelindo IV, Edy Djoni Nursewang,
Sabtu (28 /1/2012), mengemukakan bahwa alokasi dana itu akan digunakan untuk
menambah fasilitas alat pengangkut (grab) dan alat pengemas (hopper) di
terminal bongkar muat. Selama ini Pelabuhan Makassar hanya memiliki masing
empat unit alat pengangkut dan pengemas untuk melayani 15 kapal yang bersandar
setiap hari.
Minimnya fasilitas itu membuat terminal hanya mampu melayani
proses bongkar muat sebanyak 1.500 ton muatan per hari. Proses bongkar muat
kapal pengangkut 40.000 ton pupuk urea milik PT Pupuk Kaltim, misalnya,
membutuhkan waktu hampir satu bulan.
Menurut Edy, pihaknya menyiapkan biaya Rp 40 miliar untuk
membeli berbagai fasilitas penunjang di terminal bongkar muat. Selain menambah
jumlah alat pengangkut dan pengemas hingga delapan unit, PT Pelindo IV juga
akan menyewakan peralatan itu kepada perusahaan pelayaran. Tambahan fasilitas
itu diharapkan mampu meningkatkan kemampuan bongkar muat hingga 8.000 ton per
hari.
Dengan peningkatan kapasitas tersebut, PT Pelindo IV
berencana menerapkan sistem kontrak untuk kapal kargo. Salah satunya dengan
membatasi waktu bongkar muat maksimal lima hari. Jika proses bongkar lebih dari
lima hari, perusahaan kargo wajib membayar denda, ungkap Edy. Hal tersebut
untuk menghindari lamanya waktu antrean kapal yang biasanya lebih dari
seminggu.
Peningkatan fasilitas bongkar muat juga akan dilakukan di
Pelabuhan Bitung (Sulawesi Utara), Pelabuhan Ambon (Maluku), dan Pelabuhan
Jayapura (Papua). Di Pelabuha n Bitung, misalnya, kapasitas terminal bongkar
muat akan ditingkatkan dari 500 ton menjadi 2.000 ton muatan per hari.
Sementara sisa dana Rp 110 miliar akan digunakan untuk
memperpanjang dermaga Pelabuhan Makassar dari 1.350 meter menjadi 1.500 meter.
Perluasan dermaga diharapkan dapat menampung hingga 12 kapal yang bersandar
dalam waktu bersamaan.
Ketua Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI)
Sulselbar, Sangkala Pawakka, berpendapat, peningkatan fasilitas di terminal
bongkar muat hendaknya diintegrasikan dengan kondisi pergudangan di luar
kawasan pelabuhan. Selama ini belum semua gudang beroperasi 24 jam. "Hal itu
tentu saja berlawanan dengan percepatan bongkar muat di pelabuhan,"
ungkapnya Sangkala berharap kebijakan itu terintegrasi untuk men ekan
biaya operasional pengusaha kargo. Proses bongkar muat di pelabuhan, menurut
Sangkala, menelan biaya Rp 18 juta per hari. Biaya itu untuk mengongkosi bahan
bakar minyak, gaji kru, persediaan air tawar, dan sewa peralatan bongkar muat.
Ia menambahkan, percepatan bongkar muat tak dapat ditunda
lagi mengingat rasio pemanfaatan fasilitas tambat di sepanjang dermaga
Pelabuhan Makassar telah mencapai 76 persen. Dengan pertumbuhan arus barang dan
penumpang sebesar 10 persen per tahun, aktivitas di pelabuhan pun berpotensi
stagnan pada tahun 2014 nanti.
http://regional.kompas.com/read/2012/01/28/14543359/Pelindo.IV.Benahi.Pelabuhan.di.Indonesia.Timur.
Comments