Pemerintah Harus Membenahi Enam Kendala Sislognas
Enam kendala tersebut yaitu komoditi, infrastruktur, pelaku
dan penyedia jasa logistik, sumber daya manusia, teknologi informasi dan
komunikasi dan regulasi. “Parameter high cost logistic itu sampai 27% dari produk domestic bruto [PDB], tinggi
sekali. Tingginya biaya logistik selain masalah infrastruktur juga karena SDM
birokrat belum sadar, mental dan awereness-nya serta regulasi juga tumpang
tinding. [Masalah] infrastruktur itu juga tanggung jawab pemerintah.
Infrastruktur tidak hanya jalan raya, tol, pelabuhan tetapi kendaraan logistik, armada truck harus direvitalisasi. Kita tidak minta-minta [pada pemerintah] tetapi perlu dukungan dengan mengakomodir payung hukum yang baik dan kondusif,” ujar Ahmad Djohan setelah acara pembukaaan rapat pimpinan pusat II ALFI/ILFA di Jakarta, Senin (26/11).
Infrastruktur tidak hanya jalan raya, tol, pelabuhan tetapi kendaraan logistik, armada truck harus direvitalisasi. Kita tidak minta-minta [pada pemerintah] tetapi perlu dukungan dengan mengakomodir payung hukum yang baik dan kondusif,” ujar Ahmad Djohan setelah acara pembukaaan rapat pimpinan pusat II ALFI/ILFA di Jakarta, Senin (26/11).
Akbar mengungkapkan biaya logistik di Indoensia mahal bila dibandingkan
dengan negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara.
“Biaya logistik kita mahal. Kita [hanya] lebih murah di
banding Laos. [Berdasarkan Logistic Performance Index/LPI dari World Bank tahun
2010] kita berada pada ururtan 75 dari 180 negara,” katanya.
Berdasarkan logistic performance index yang dirilis World
Bank pada tahun 2012, Indonesia berada pada ranking 59 dengan skor 2.94. dari
155 negera.
Indonesia tertinggal dalam hal kinerja jasa logistik
dibandingkan dengan Singapura yang berada pada posisi pertama dengan skor 4.13.
Berdasarkan survei itu Indonesia juga masih berada di bawah
Malaysia, Thailand, Filipina dan Vietnam.
Berdasarkan data dari website World bank, indeks kinerja
logistik didasarkan pada survei di seluruh dunia dari operator di masing-masing
negara (freight forwarder global dan operator express) dan memberikan keramahan
dalam pelayanan logistik pada negara-negara mereka beroperasi serta
barang-barang yang mereka perdagangkan. (faa)
http://www.bumn.go.id/pelindo1/en/publikasi/berita/bisnis-logistik-pemerintah-harus-membenahi-enam-kendala-sislognas/
Comments