Kinerja Sistem Logistik Nasional Masih Rendah


Jakarta (ANTARA News) - Kinerja sistem logistik nasional (sislognas) saat ini masih rendah, kata Staf Ahli Menko Perekonomian Bidang Investasi dan Kemitraan Pemerintah-Swasta Djadmiko.
"Saat ini posisi kita urutan 75 dari 155 negara menurut `survey logistic performance index`, merosot dari urutan 43 pada 2007," ujarnya dalam diskusi Silognas di Anyer, Banten, Rabu.
Ia juga mengatakan saat ini persentase biaya logistik terhadap PDB, Indonesia juga termasuk tinggi sekitar 30 persen dibandingkan Amerika Serikat yang mencapai 10,1 persen, Jepang mencapai 10,6 persen dan Korea Selatan yang mencapai 16,3 persen.
"Perlu upaya yang lebih intensif untuk memperbaiki kinerja logistik Indonesia," ujarnya.
Menurut dia, ada beberapa hal yang menyebabkan kinerja silognas masih rendah, seperti kelangkaan stok dan fluktuasi harga kebutuhan pokok masyarakat terutama pada hari besar nasional, masih tingginya disparitas harga pada daerah perbatasan terpencil dan terluar.
"Kemudian, masih rendahnya tingkat penyediaan infrastruktur baik kuantitas maupun kualitas serta masih adanya pungutan tidak resmi dan biaya transaksi yang menyebabkan ekonomi biaya tinggi," ujarnya.
Ia juga mengatakan, penyebab lainnya adalah masih tingginya pelayanan ekspor dan impor, adanya hambatan operasional pelayanan di pelabuhan serta terbatasanya kapasitas dan jaringan pelayanan penyedian jasa logistik nasional.
Untuk itu, dalam mewujudkan sistem dan jaringan logistik nasional dan internasional yang efektif dan efisien, lanjut dia, dibutuhkan pembenahan infrastruktur melalui jaringan jalan, kereta api, laut, sungai, danau dan udara serta jaringan informasi dan komunikasi yang handal.
"Diperlukan simpul-simpul transpotasi yang terintegrasi dan terhubung serta jaringan informasi guna memfasilitasi perdagangan barang dalam negeri yang efisien dan perdagangan internasional yang kompetitif," ujarnya.
Kemudian, ia menambahkan, dibutuhkan jaringan penyedia jasa logistik dan pelaku yang handal, perangkat hukum dan tata kelola yang menjamin kepastian berusaha, dan SDM logistik yang profesional.
"Juga dibutuhkan fasilitas perdagangan yang memadai dan kelembagaan yang kuat," ujar Djadmiko.
Deputi Menko Perekonomian Bidang Industri dan Perdagangan Edy Putra Irawady menambahkan, konektivitas penting dalam pengembangan silognas dan hal tersebut merupakan salah satu sektor prioritas pemerintah agar permasalahan logistik yang dapat menganggu kelancaran arus barang dapat terselesaikan pada 2015.
Menurut dia, juga diperlukan kerja sama antar-daerah dalam membangun konektivitas antar wilayah tersebut, terutama agar dapat tercipta peningkatan daya saing, pengembangan pasar lokal serta penguatan ekspor dengan penambahan segmentasi pasar.
"Strategi kita adalah bagaimana mendorong perdagangan nasional dengan mengamankan produk dalam negeri. Dengan adanya sistem logistik maka dapat menciptakan efisiensi biaya produksi, sehingga target keseluruhan adalah bagaimana kita nantinya bisa terkoneksi secara global," ujarnya.
Secara keseluruhan pada 2010 hingga 2014, sasaran pengembangan sislognas difokuskan pada penguatan sistem logistik domestik dengan meletakkan dasar yang kokoh bagi terwujudnya sistem yang efektif dan efisien dalam mencapai "locally integrated".
Sehingga dengan terwujudnya konektivitas antar-wilayah diharapkan dapat mewujudkan landasan yang memadai untuk berintegrasi dengan jejaring logistik antar-negara ASEAN.(*)
http://www.antaranews.com/berita/1286983708/kinerja-sistem-logistik-nasional-masih-rendah

Comments

Popular posts from this blog

Analisis Lokasi Pengembangan dan Pembangunan Pelabuhan Di Indonesia berdasarkan Planning and Market Get A Way

Masalah Logistik Sangat Kompleks

10 Perusahaan Pelayaran Pengiriman Container Terbesar di Dunia