PELABUHAN KALIBARU: Kemenhub Harapkan Segera Groundbreaking
JAKARTA
(Suara Karya): Kementerian Perhubungan berharap, pemancaangan tiang pertama
(groundbreaking) pembangunan terminal petikemas di Kalibaru Utara oleh PT
Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II) sebagai pengembangan pelabuhan Tanjung
Priok dimulai Januari ini. Dengan demikian, target operasi tahap pertama itu
akan terwujud pada 2015.
Proyek
pengembangan pelabuhan Tanjung Priok yang diperkirakan menyedot anggaran
senilai Rp 11,7 triliun itu, menurut Wakil Menteri Perhubungan Bambang
Susantono, mendesak dan tidak bisa lagi ditunda. Pemerintah, konsens melakukan
pengembangan, guna menghindari terjadinya stagnasi di pelabuhan paling ramai
itu.
Dikatakan, berdasarkan informasi Dirut PT Pelindo II, RJ.Lino, pemancangan tiang pertama pelabuhan Kalibaru dilaksanakan Januari 2013, seiring terbitnya surat Analisis mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). Pengembangan pelabuhan Tanjung Priok di kalibaru Utara itu adalah jawaban atas kekhawatiran para pelaku usaha di awasan itu, mengingat angka pertumbuhan petikemas yang masuk ke pelabuhan Priok cukup tinggi.
Data terakhir menyebutkan, jumlah petikemas yang masuk ke Tanjung Priok sudah mencapai 6,2 juta twenty foot equivalent units (TEUs) padahal kapasitas tersedia hanya 7 juta TEUs dengan yard occupancy ratio (YOR) telah mencapai 75 persen. Angka kapasitas itu sendiri terjadi setelah pihak PT Pelindo II melakukan penataan ulang dengan membongkar sejumlah gudang dan perkantoran yang ada di dalam pelabuhan untuk kepentingan lapangan penumpukan. Sebelum adanya penataan , kapasirasnya hanya 6 juta TEUs.
Dikatakan, berdasarkan informasi Dirut PT Pelindo II, RJ.Lino, pemancangan tiang pertama pelabuhan Kalibaru dilaksanakan Januari 2013, seiring terbitnya surat Analisis mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). Pengembangan pelabuhan Tanjung Priok di kalibaru Utara itu adalah jawaban atas kekhawatiran para pelaku usaha di awasan itu, mengingat angka pertumbuhan petikemas yang masuk ke pelabuhan Priok cukup tinggi.
Data terakhir menyebutkan, jumlah petikemas yang masuk ke Tanjung Priok sudah mencapai 6,2 juta twenty foot equivalent units (TEUs) padahal kapasitas tersedia hanya 7 juta TEUs dengan yard occupancy ratio (YOR) telah mencapai 75 persen. Angka kapasitas itu sendiri terjadi setelah pihak PT Pelindo II melakukan penataan ulang dengan membongkar sejumlah gudang dan perkantoran yang ada di dalam pelabuhan untuk kepentingan lapangan penumpukan. Sebelum adanya penataan , kapasirasnya hanya 6 juta TEUs.
Arus Barang
Penataan
areal pelabuhan itu sendiri dilakukan, untuk mengantisipasi peningkatan arus
barang, sampai selesainya pembangunan terminal petikemas di pelabuhan Kalibaru
Utara, yang rencanannya dihadiri presiden SBY saat dilakukannya groundbreaking. "Sekarang
ini kan sudah lebih luas, sejumlah perkantoran yang sebelumnya ada di dalam
pelabuhan telah dipindahkan keluar. Semua dijadikana lapangan penumpukan,"
kata Bambang.
Terminal
petikemas Kalibaru itu sendiri tahap awal, akan menaikan kapasitas sebesar 4
juta TEUs, dan hingga tahun 2020 mampu melayani petikemas sebesar 11 juta TEUs
atau terjadi kenaikan kapasitas sekitar 100 persen lebih dalam lima tahun. Rencanannya,
dilokasi kalibaru Utara, akan dilakukan reklamasi pantai seluas pantai l seluas
246 hektar yang dikierjakan dalam tiga tahap. Tahap pertama akan direklamasi
seluas 96 hektar dengan panjang 1 kilo meter menuju laut. Selanjutnya akan
membangun dermaga sepanjang 1 km dengan reklamasi pantai seluas 60 hektar dan
dilanjutkan reklamasi pantai 90 hektar dengan p[anjang 1,5 kilo meter.
Penbtyiapan
dermaga tersebut, diharapkan mampu melayani kapal-kapal besar berukuran Suezmax
Post Panamax yang berdaya angkut lebih dari 5000 TEUs. "Bukan hanya
pelabuhannya yang dibenahi, tapi juga distribusi barang di darat. Dalam
memperlancar kegioatan pegriman barang, saat ini sedang disiapkan jalan tol
yang bisa langsung memiliki akses ke pelabuhan dan sekarang sedang
dikerjakan," kata Wamenhub.
Terkait
pengembangan infrastrtuktur transportasai, pemerintah melalui Kemenhub telah
menggulirkan program jangka panjang untuk membangun dan mengembangkan sejumlah
pelabuhan, yang taget utamanya adalah mendorong peningkatan perekonomian
nasional. Yaitu
Pelabuhan Cilamaya di jawa Barat, yang disebut-sebut untuk mengantisipasi
meluapnya barang dari Tanjung Priok.
Selain itu
juga akan dikembangkan pelabuhan di Kuala Tanjung Sumatera Utara, dan Teluk
Lamong di Jawa Timur serta beberapa pelabuhan di Kalimantan. Pengembangan
pelabuhan itu dilakukan sebagai upaya untuk menyebarkan distribusi barang yang
sampai saat ini sekitar 60 persen masih terkonsentrasi di Jawa. Sebanyak 13,5
persen di Sumatera, dan sisanya tersebar di Sulawesi, Bali, NTT, NTB dan Papua.
(Syamsuri S)
http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=318754
Comments