VIVAnews -
Pemerintah menargetkan untuk menekan waktu sirkulasi barang sejak kapal sandar
di dermaga hingga keluar pintu pelabuhan (dwelling time) dari 6 hari menjadi 4
hari tahun depan. Dengan percepatan itu, pengeluaran logistik di Indonesia bisa
lebih murah.
"Kami
bertekad pada Februari paling lambat harus empat hari," ujar Menko
Perekonomian, Hatta Rajasa, di kantornya, Jakarta, Rabu 26 Desember 2012.
Hatta
mengatakan, ketersediaan pusat distribusi menjadi salah satu faktor untuk
menekan biaya logistik. Pembangunan pusat distribusi ini harus dipercepat,
termasuk dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Selain itu, ketersediaan
infrastruktur lain seperti perluasan pelabuhan, untuk peningkatan volume.
"Kadin
mengatakan bahwa pada 2005 baru ada 6.000 kapal beroperasi di dalam negeri.
Sekarang sudah 12.000 kapal, tapi pelabuhannya tidak sebanding,"
ungkapnya.
Dengan
berbagai upaya itu, Hatta berharap biaya logistik di Indonesia dapat ditekan dari
14 persen pada 2012 menjadi 10 persen untuk 2013.
Wakil
Menteri Keuangan, Mahendra Siregar, mengatakan, Kementerian Keuangan terus
memberikan kemudahan dari aspek fiskal dan administrasi. Khususnya
dokumen-dokumen perizinan, sehingga biaya logistik dapat ditekan.
Tantangan
percepatan dwelling time, menurut dia, bagaimana dapat memangkas waktu di
tengah peningkatan volume perdagangan. (art)
http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/377593-waktu-tunggu-barang-di-pelabuhan-dipangkas-jadi-4-hari
Comments