ILCS Segera Operasikan Sistem Data Manifest Logistik Nasional
BULAN
April mendatang PT ILCS (Integrasi Logistik Cipta Solusi), akan
mengoperasikan sistem data manifest logistik nasional sebagai salah satu
upaya menekan biaya logistik nasional yang hingga kini masih dinilai
tinggi.
Pergerakan logistik barang di lingkup domestik selama ini masih menggunakan sistam layanan manual, person to person, sehingga memerlukan waktu, SDM yang banyak bahkan biaya yang resmi maupun tidak resmi (Pungli) untuk ’memperlancar’ urusan.
Akibatnya, biaya logistik nasional
khususnya yang ada disimpul pelabuhan hingga kini masih dinilai sangat
tinggi bahkan tertinggi di kawasan ASEAN, yang pada ujungnya cukup
menjadi beban pemilik barang dan mengorbankan konsumen pengguna di
pasaran.
Direktur Pengembangan Usaha PT ILCS
(Integrasi Logistik Cipta Solusi),Yeyen Bunyamin mengatakan
pengoperasian sistem data manifest logistik merupakan bagian dari
Program ICT (Information and Communication Technology) IPC (Indonesia Port Corporation) dan merupakan sebuah sistem besar untuk menangani sistem logistik secara nasional.
“Pengoperasian sistem data manifest
logistik nasional merupakan upaya untuk mendorong terwujudnya pelabuhan
yang efisien dan berdaya saing menuju Pelabuhan Indonesia Modern
bertaraf international,” katanya.
Seperti diketahui, kata Yeyen, salah
satu kriteria pelabuhan modern kelas dunia bahwa semua kegiatan
kepelabuhanan di dalamnya lebih banyak dilakukan dengan sistem ketimbang
menggunakan tenaga manusia.
“Misalnya berkenaan dengan pola
pengiriman barang baik domestik maupun ekspor- impor, dimana si pemilik
barang tidak perlu datang ke pelabuhan untuk melihat pengapalan
barangnya, namun cukup mengetahui lewat sistem internet,” ungkapnya.
Khusus untuk sistem data manifest
logistik, kata Yeyen, tentu sebagai jawaban dari belum tersedianya
sistem nasional yang menangani masalah distribusi antar pulau.
Dengan sistem data manifest logistik
nasional, pemilik barang akan tahu lebih dahulu sebelum barangnya tiba
di pelabuhan tujuan, berkenaan dengan kapal dikapalkan, melalui kapal
apa, kapan berangkatnya, kapan tiba di pelabuhan tujuan dan kapan jadwal
barang itu akan dibongkar di sana,” ujarnya.
Bukan hanya itu, kata Yeyen, pemilik
barang juga bisa menentukan proses trucking barangnya dari pelabuhan.
“Bahkan melalui sistem data manifest logistik pemilik barang bisa tahu
berapa tarif trucking tersebut dan melakukan kesepakatan harga,”
imbuhnya.
Di sisi lain, pengelola pelabuhan pun
akan terbantu dengan adanya sistem data manifest logistik. “Misalnya
barang dari Pelabuhan Pontianak sebanyak 1000 Juta Ton akan dibawa ke
Pelabuhan Tanjung Priok, nah sebelum kapal yang membawa barang tersebut
sampai di Priok, maka manajemen Pelabuhan Tanjung Priok akan
mempersiapkan jauh sebelum kapal itu tiba,” ungkapnya.
Dengan sistem demikian, kata Yeyen, akan
memperlancar pergerakan arus barang yang keluar masuk Priok misalnya.
“Bahkan yang terpenting lagi, menajemen Pelabuhan Tanujung Priok, bisa
mengatur ketersediaan space atau lapangan atau gudang
penumpukan sekiranya barang asal pontianak itu harus masuk TPS (tempat
penumpukan sementara) lebih dahulu sebelum trucking,” imbuhnya.
Selama ini, kata Yeyen, pengaturan space penumpukan
di Pelabuhan Tanjung Priok boleh dibilang belum terkoodrinasi secara
baik, karena belum ada sistem yang bisa menyampaikan informasi secara
cepat atau sebelum kapal tiba. “Yang ada baru sistem data manifest
ekspor dan impor yang dikomando oleh bea & cukai, sedangkan untuk
manifest domestik belum tersedia,” ungkapnya.
Sisten Data Menifest Logistik juga bisa
digunakan wakil pemerintah di pelabuhan seperti syahbandar dan otoritas
pelabuhan. “Misalnya ketika dalam pemberian SIB (Surat Ijin Berlayar),
syahbandar tidak perlu lagi melakukan cek fisik ke lapangan (naik kapal)
karena sejak awal data itu sudah dikirim ke sistem oleh pihak pelayaran
dan pemilik barang,”ujarnya.
Lebih dari itu, pihak swasta di pelabuhan tujuan, kata Yeyen, pun bisa memanfaatkan data manifest logistik nasional. “Ketika perusahaan trucking di Priok misalnya sudah menjadi member
dari ILCS maka dengan sendirinya dia bisa melakukan penawaran kerja
sama untuk mengangkut datangnya 1000 ton cargo asal Pelabuhan Pontianak
tadi,” imbuhnya.
April Beroperasi
Menurut Yeyen, saat ini pihaknya terus
melakukan pelatihan penggunaan sistem data manifest logistik itu yang
dimulai dengan pihak pelayaran nasional dibawah keanggotaan INSA Jaya.
“Pelatihan itu sudah kita mulai pada
Desember tahun lalu di INSA Jaya, dan mereka cukup antusias menyabut
sistem ini. Karena secara tidak langsung sistem ini akan membantu usaha
pelayaran menjadi lebih lancar atau lebih pendek waktunya berada di
pelabuhan,” ujarnya.
Dan setelah sejumlah pelatihan itu kata
Yeyan, pihaknya akan melakuka uji coba pengoperasian sistem data
manifest logistik nasional yang rencananya bulan April mendatang. “Uji
coba pertama kita akan lakukan bersama sejumlah perusahaan pelayaran
baru dilakukan kepada yang lainnya,” ungkapnya.
Sejalan dengan itu, kata Yeyen saat ini
pihaknya tengah berkordinasi dengan Otoritas Pelabuhan II terkait
regulasi yang akan melitigimasi pengoperasian sistem ini. “Dengan
demikian pengoperasian sistem data manifest logistik dapat dioperasikan
secara resmi kedepannya,” pungkas Yeyen. (SAIFUL ANAM).
Sumber: http://www.shippingindonesia.com/indonesian-edition/laporan-utama/ilcs-segera-operasikan-sistem-data-manifest-logistik-nasional/
Comments