Industri Logistik Sulit Berkembang Gara-gara Administrasi
Liputan6.com, Jakarta : Deutsche Post DHL menyebutkan
permasalahan administrasi menjadi masalah utama bagi kelancaran pengembangan
industri logistik di Indonesia. Perusahaan pun mengaku tidak bisa melakukan
apa-apa terkait masalah administrasi ini.
Hal ini disampaikan oleh CEO Deutsche Post DHL Frank Apple ketika ditemui di Hotel Shangrilla, Jakarta, Selasa (8/10/2013).
"Masalah administrasi merupakan hambatan yang sangat utama bagi peningkatan dan pertumbuhan industri logistik di Indonesia dan selalu menjadi penghalang utama, selain masalah pulau-pulau yang tersebar di seluruh Indonesia. Itu yang masalah utama kami," ujar dia.
Menurut Frank, masalah adminitrasi yang semakin berbelit, menghambat jasa pengiriman barang. Pasalnya, infrastruktur di Indonesia masih belum memadai. Untuk itu, infrastruktur harus didorong penuh oleh pemerintah.
"Kami dukung terus infrastruktur, karena selama ini kami hanya pengembangan kualitas dan kuantitas jasa kargo. Ketika infrastruktur lancar, maka hambatan administrasi akan bisa diredam. Maka pertumbuhan ekonomi akan bisa lebih ditingkatkan," ungkap Frank.
Dia mengaku, meski ada masalah hambatan administrasi, namun Indonesia memiliki potensi yang besar untuk pengembangan industri logistik. Indonesia memiliki 220 juta penduduk yang merupakan sasaran mudah bagi sektor industri logistik.
"Di sini (Indonesia) sangat besar sekali potensi untuk logistik. Untuk itu kami ingin mengembangkan terus menerus, disamping permasalahan administrasi yang masih terus berat," tutup Frank. (Dis/Nur)
Hal ini disampaikan oleh CEO Deutsche Post DHL Frank Apple ketika ditemui di Hotel Shangrilla, Jakarta, Selasa (8/10/2013).
"Masalah administrasi merupakan hambatan yang sangat utama bagi peningkatan dan pertumbuhan industri logistik di Indonesia dan selalu menjadi penghalang utama, selain masalah pulau-pulau yang tersebar di seluruh Indonesia. Itu yang masalah utama kami," ujar dia.
Menurut Frank, masalah adminitrasi yang semakin berbelit, menghambat jasa pengiriman barang. Pasalnya, infrastruktur di Indonesia masih belum memadai. Untuk itu, infrastruktur harus didorong penuh oleh pemerintah.
"Kami dukung terus infrastruktur, karena selama ini kami hanya pengembangan kualitas dan kuantitas jasa kargo. Ketika infrastruktur lancar, maka hambatan administrasi akan bisa diredam. Maka pertumbuhan ekonomi akan bisa lebih ditingkatkan," ungkap Frank.
Dia mengaku, meski ada masalah hambatan administrasi, namun Indonesia memiliki potensi yang besar untuk pengembangan industri logistik. Indonesia memiliki 220 juta penduduk yang merupakan sasaran mudah bagi sektor industri logistik.
"Di sini (Indonesia) sangat besar sekali potensi untuk logistik. Untuk itu kami ingin mengembangkan terus menerus, disamping permasalahan administrasi yang masih terus berat," tutup Frank. (Dis/Nur)
Comments