Carut Marut Sistem Logistik Nasional Bikin RI Susah Bersaing
Liputan6.com,
Jakarta : Sistem logistik nasional yang belum memadai masih menjadi batu
sandungan bagi para pengusaha dalam menjalani aktivitas bisnisnya di Indonesia.
Kondisi tersebut berdampak negatif bagi daya saing produk dalam negeri. Menurut
Pendiri Supply Chain Indonesia (SCI), Setijadi, sistem logistik Indonesia belum
mampu berperan sebagaimana mestinya meskipun peran utamanya sebagai pendukung
konektivitas antar wilayah demi mencapai kesejahteraan masyarakat.
"Indikasi
persoalan ini dapat dilihat dari ketersediaan tingkat harga, fluktuasi harga
dan disparitas harga antar wilayah untuk beberapa barang, komoditas pokok dan
strategis di Indonesia. Imbasnya terhadap biaya dan mempengaruhi daya saing
barang baik di dalam maupun luar negeri," kata Setijadi dalam keterangan
resminya di Jakarta, Selasa (5/11/2013).
Masalah di
dalam sistem logistik Indonesia, tambah dia, sangat kompleks karena berbagai
faktor, seperti keragaman komoditas, luas wilayah dan kondisi geografis,
kondisi infrastruktur, dan sebagainya.
Faktor
lainnya adalah banyak pihak terkait dengan berbagai kepentingan dalam sistem
logistik, seperti beberapa kementerian dan instansi di tingkat pusat,
pemerintah daerah, BUMN, perusahaan swasta, dan lainnya.
Sementara
itu, Setijadi menambahkan, implementasi Blue Print Pengembangan Sistem Logistik
Nasional (Sislognas) sejak dua tahun lalu belum sesuai harapan. Padahal blue
print ini telah rilis 5 Maret lalu melalui Keputusan Presiden Nomor 26/2012
tanggal 5 Maret 2012.
"Kendala
implementasi Sislognas adalah komitmen para pihak terkait dalam pengembangan
logistik nasional, terkait itikad para pihak untuk menjalankan arah kebijakan
dan strategi dalam mewujudkan tujuan Sislognas pada 2025," ujarnya.
Di tingkat
pemerintah pusat, lanjut Setijadi, komitmen ini diperlukan dari pemerintah
daerah, Badan Umum Milk Negara (BUMN) dan swasta sebagai pelaku dan penyedia
jasa logistik, selain asosiasi dan pihak lain.
Masalah
lain yang menjadi fokus perhatian, kata Setijadi, evaluasi dan pengawasan dalam
implementasi Sislognas, seperti perencanaan dan pembangunan infrastruktur
logistik, maupun dalam kegiatan operasionalnya. Dalam tahap operasional,
evaluasi dan pengawasan diperlukan berkaitan dengan kinerja pelayanan yang pada
akhirnya dapat merugikan para pengguna tersebut. Selain itu,
SCI telah membentuk Tim Kecil Penyusun Rekomendasi Perbaikan dan Pengembangan
Logistik Indonesia. "Kami juga akan terus mendukung agar implementasi
Sislognas sesuai dengan rencana dengan melakukan kajian yang hasilnya akan
menjadi rekomendasi untuk keberhasilan pelaksanaan Sislognas," ujar
Setijadi.
SCI
merupakan lembaga independen yang bergerak dalam kegiatan pendidikan,
pelatihan, konsultasi, penelitian, dan pengembangan bidang logistik dan supply
chain di Indonesia. (Fik/Ahm)
Sumber : http://bisnis.liputan6.com/read/738192/carut-marut-sistem-logistik-nasional-bikin-ri-susah-bersaing
Sumber : http://bisnis.liputan6.com/read/738192/carut-marut-sistem-logistik-nasional-bikin-ri-susah-bersaing
Comments